(image taken from funkydowntown.com)
Sungguh memang hati itu buta
Ia punya caranya sendiri, cara yang misterius, untuk menumbuhkan rasa..
Kita bisa saja berekspektasi, memiliki preferensi, manggantungkannya setinggi mungkin,
tapi pada akhirnya, tetap saja, hatilah yang menjadi jurinya,
dan hati akan menilai, dengan caranya sendiri
dan hati akan berbunga, tanpa bisa diprediksi..
Seperti yang terjadi padaku,
Sedari dulu benakku selalu mengatakan bahwa aku menyukai laki laki Bali.
Karena laki laki Bali itu memiliki pesona tersendiri dengan segala kemistikan asal usulnya.
Kulitnya, rambutnya, cara berbicaranya, attitude nya, senyumnya,
ya,,, segala tentang lelaki Bali.
Aku suka, aku terpikat.
Namun itu adalah preferensi dan dorongan hasrat,
Ternyata dalam perjalanan waktu, hati berbicara... berbeda.
Ini sudah kesekian kalinya hatiku mematung dipastu romansa, romansa yang tumbuh bukan karena hasrat, romansa yang tumbuh karena sesuatu.. sesuatu yang dibawa oleh si dia yang bermata sipit, berambut luru, berkulit putih... chinese.
Mungkin ini kali ketiga, mungkin kelima, hatiku jatuh pada keturunan Tionghoa... tanpa rencana.
Mulanya saat bertemu dengan mereka, hanya sedikit hasrat yang muncul. Meski di lapak maya banyak bertebaran demam asian dengan zegala imaji tubuh tubuh sempurna mereka, namun tetap aku hanya suka melihat. Sebatas itu saja..
namun saat bertemu dengan mereka ada sesuatu.. entah itu intelegensia mereka yang pernah kutemui, entah itu perhatian yang mereka curahkan, atau entah karena jarang dari mereka yang tertarik untuk berteman dengan si kulit hitam, aku.
Meski toh pada akhirnya aku juga yang menjadi pecundang, setelah suka dan jatuh mencinta aku juga yang dibuang, namun tetap saja ini sudah membuatku terheran.. Hati berbicara kepada rasa, tanpa melihat warna.
Aku pernah berkata, bahwa aku menyukai lelaki Asia, karena mereka unik dan eksotis.
but hey, aku pun sejatinya Asia, bukan?
namun saat kita mengatakan Asia, rasanya dua dunia jika menggabungkan si sawo matang dengan si chinese..
Entah kenapa, aku berkali kali jatuh hati dengan si chinese...
mata mereka kah? cara mereka kah? senyum mereka kah? entah...
dan Ya, hati itu buta..
Ia punya caranya sendiri, cara yang misterius, untuk menumbuhkan rasa..
(surat kepada si Chinese)
No comments:
Post a Comment