February 29, 2012

Rahasia ranjang dalam obrolan makan malam

Dan aku sebenarnya tidak suka jika teman saling memperbincangkan 'detail' permainan dan kelemahan partner mereka di ranjang. Bukankah itu seharusnya menjadi kisah manis dan sepat mereka berdua? Rahasia!

Untuk apa kita menghumbar kelemahan pasangan kita di ranjang? Bukankah itu sama saja menjelekkan pasangan kita dan menghumbarnya untuk konsumsi publik? Lalu bagaimana nanti pabila teman teman kita bertemu dengan pasangan kita dan tiba tiba mereka tertawa cekikikan melihat pasangan kita karne teringat cerita ranjang saat obrolan makan malam itu?

Malu..

Aku berusaha keras untuk bergaul dengan teman teman, mingle, tapi kenapa kerap kali yang mereka bicarakan adalah tentang cerita ranjang pasangannya? Kenapa tidak sekalian saja mengolok olok cerita lucu tentang diri sendiri? Aku rasa itu jauh lebih baik. Menertawakan diri sendiri.

A hingga Z yang kau lakukan dengan pasanganmu di ranjang sudah sepatutnya menjadi kisah manis antara berdua saja, kecuali ada perbincangan lain di belakangnya.

Apa lagi pabila teman temanmu tahu siapa pasanganmu. Itu seperti menjatuhkan harga diri pasanganmu, secara tidak langsung.

Kasihan..

Jika itu hanya sebatas imajinasi atau orang yang disamarkan dengan maksud menjaga privasi mereka, aku rasa itu masih di ambang wajar.

Aku Kamu tubuh kita dan segala rasa yang tercurah di atas ranjang, adalah cerita rasa.. Hanya untuk KITA.

February 26, 2012

Falling for Chinese (Asian)

Sexy_asian_men_1
(image taken from funkydowntown.com)

Sungguh memang hati itu buta

Ia punya caranya sendiri, cara yang misterius, untuk menumbuhkan rasa..

Kita bisa saja berekspektasi, memiliki preferensi, manggantungkannya setinggi mungkin,
tapi pada akhirnya, tetap saja, hatilah yang menjadi jurinya,
dan hati akan menilai, dengan caranya sendiri
dan hati akan berbunga, tanpa bisa diprediksi..

Seperti yang terjadi padaku, 
Sedari dulu benakku selalu mengatakan bahwa aku menyukai laki laki Bali. 
Karena laki laki Bali itu memiliki pesona tersendiri dengan segala kemistikan asal usulnya.
Kulitnya, rambutnya, cara berbicaranya, attitude nya, senyumnya, 
ya,,, segala tentang lelaki Bali.

Aku suka, aku terpikat.

Namun itu adalah preferensi dan dorongan hasrat,

Ternyata dalam perjalanan waktu, hati berbicara... berbeda.
Ini sudah kesekian kalinya hatiku mematung dipastu romansa, romansa yang tumbuh bukan karena hasrat, romansa yang tumbuh karena sesuatu.. sesuatu yang dibawa oleh si dia yang bermata sipit, berambut luru, berkulit putih... chinese.

Mungkin ini kali ketiga, mungkin kelima, hatiku jatuh pada keturunan Tionghoa... tanpa rencana.

Mulanya saat bertemu dengan mereka, hanya sedikit hasrat yang muncul. Meski di lapak maya banyak bertebaran demam asian dengan zegala imaji tubuh tubuh sempurna mereka, namun tetap aku hanya suka melihat. Sebatas itu saja..

namun saat bertemu dengan mereka ada sesuatu.. entah itu intelegensia mereka yang pernah kutemui, entah itu perhatian yang mereka curahkan, atau entah karena jarang dari mereka yang tertarik untuk berteman dengan si kulit hitam, aku. 

Meski toh pada akhirnya aku juga yang menjadi pecundang, setelah suka dan jatuh mencinta aku juga yang dibuang, namun tetap saja ini sudah membuatku terheran.. Hati berbicara kepada rasa, tanpa melihat warna.

Aku pernah berkata, bahwa aku menyukai lelaki Asia, karena mereka unik dan eksotis. 
but hey, aku pun sejatinya Asia, bukan?
namun saat kita mengatakan Asia, rasanya dua dunia jika menggabungkan si sawo matang dengan si chinese..
Entah kenapa, aku berkali kali jatuh hati dengan si chinese...

mata mereka kah? cara mereka kah? senyum mereka kah? entah...

dan Ya, hati itu buta..
Ia punya caranya sendiri, cara yang misterius, untuk menumbuhkan rasa..
(surat kepada si Chinese)

February 13, 2012

Terima kasih untukmu Ayah dan Ibu

Pagi ini aku ingin berterima kasih & bersyukur unt Ayah & Ibuku. Terimakasih unt perjuangan kalian, unt pengorbanan kalian, unt cinta kalian

Takkan habis kata maaf unt melarung kesalahan yg pernah kulakukan kpd kalian, takkan cukup kata terima kasih kukecup di kerutan wajah kalian

Ayah, Ibu, terlalu banyak tangis yg tak bersalam dibendung ego di antara kita. Terlalu banyak pedih yg memintal jaring2 amarah.

Meski kita tahu, ada kasih di antara kita yg terlalu maha unt digores dlm sebaris kata kata. Seperti menggayung laut kedalam gelas.

Terima kasih unt tiap bait doa yg kalian kidungkan, setiap cemas yg kalian sembunyikan, setiap bangga yg kalian junjungkan, bahwa aku adalah anakmu

Karna tanpamu Ayah, mimpi mimpiku takkan berkejaran di atas mega mega. Dan tanpamu Ibu, jiwaku takkan menghamba menjejak kaki langit.

February 11, 2012

ulang tahun...

Sayang, hari ini aku berulang tahun.
Aku yakin kamu pasti sudah tau itu, atau mungkin kamu sudah tau & sengaja melupakan hari ini?

Sayang, sudah bisa kuduga, kamu tidak akan bisa hadir.. Hanya sebaris kata dalam lembar email, ucapan maaf karna tidak bisa menemani. Lagi lagi aku merasa seperti pecundang yg kalah bebotoh..

sudah bisa kuduga, tidak ada setangkup bunga rumput, tidak ada hadiah, terutama lagi, tidak ada kamu..

Mungkin memang benar, aku harus mulai menghapusmu dari daftar hadiah yg kutunggu. Tapi entah kenapa, hatiku enggan untuk sedikitpun menggosok namamu dari daftar itu.

Sayang, hari ini aku berulang tahun
Sadarkah kamu?

:'(

February 9, 2012

Indah pada waktunya

Waktu itu memang bijak.. Ia tahu, kapan harus mempertemukan kita & memisahkan kita. Termasuk untuk mengikat hati kepada suatu waktu...

Waktu akan memisahkan kita dari mereka yg memang tidak pantas mengukir hati dengan tinta emas..

Waktu akan mempertemukan kita dengan mereka yg kita sepelekan, namun berhati emas..

Waktu akan memantaskan kita, hingga lahir & bathin kita siap dengan sebuah pertemuan yg akan menjadi sebuah hadiah, pertemuan yg kekal..

Waktu jua yg akan menghentikan degup jantung kita, kapan saja, sebuah bilangan abstrak yg bisa tersembur kapan saja.. unt bertemu dengan sang kala.

Waktu akan mengatur semua skenario, yg polahnya tak nampak seperti sebuah drama.. Namun sebuah hadiah, yang indah saat waktunya.

Ya, indah pada waktunya.

February 2, 2012

"rindu itu terbangun dr mimpi, mimpi yg terlalu sesak akan bayang wajahmu, dan sesaat kemudian menyadari pipimu basah akan kenangan.."

Where do I belong?

Where_do_i_belong

"Where do I belong?"

Pertanyaan ini aku tanyakan kepada diriku sewaktu aku masih kuliah dulu. Saat saat peralihan dari masa SMA dan saat aku benar benar mempertanyakan orientasi seksualku.

Lama waktu berlalu, aku tetap terperangkap di ruang kecil yang orang orang sebut "closet", kerap mempersalahkan diri, merasa jijik terhadap diri, terhadap trauma masa kecil yang pernah terjadi. Enggan untuk terbuka kepada siapapun. Ya.. SIAPAPUN.

Aku memang tidak pernah merasa 'fit in' diantara teman temanku. Bukan karena gestur tubuhku, namun lebih karena 'obrolan' dan saat hati bicara. Mereka akan selalu bersenda gurau tentang pacar, cewek, kekasih, menikah, anak.. Entah kenapa, aku koq ya sama sekali gak bisa menimpali candaan seperti itu?

Kalau aku pernah mendengar mereka yg juga 'discreet' akan dengan samar samar mengikuti alur candaan tersebut dengan berpura pura dan seolah menyatu dengan jokes jokes tersebut, maka aku akan cenderung tersenyum dan diam. Ya aku tidak banyak bicara pabila ada di lingkungan teman teman sejawatku.

Mereka sebagian besar sangat menghormatiku, mengapresiasi apa yg kulakukan dan apa prestasi serta 'skill' yg kumiliki. Tak ada satupun dari mereka pernah menghinaku. Bahkan kerap kudengar kabar bahwa orang2 yg baru kenal cenderung segan denganku.

Namun tetap saja, hati tidak bisa dibohongi. Aku tidak 'masuk' ke dalam obrolan mereka. Dunia kita berbeda. Mereka menyukai perempuan, sebaliknya aku menyukai lelaki. Dan.. Bahkan untuk menulis statement tadi saja butuh waktu bertahun tahun bagiku untuk menghela nafas untuk sekadar mengamini dengan berat bahwa... hhhhhhmm ya, aku menyukai lelaki.


Kamudian, aku mempertanyakan "where do I belong?"

Butuh waktu sekian tahun kemudian setelah lulus kuliah untukku memberanikan diri berkenalan dengan orang orang sehati. And boy, do you know how that time was bloody scary?

Aku pikir, dengan berkenalan dengan orang orang yg sama, maka aku akan menemukan ekosistem dimana aku seharusnya bisa lebih nyaman berada. Maka potongan puzzle ini jadi lebih lengkap...

Tapi, setelah beberapa kali berteman di dunia nyata, bertemu dengan beberapa orang, ditipu hati, di dunia maya.. Entah kenapa, koq ya sekarang aku masih juga belum bisa menemukan dimana seharusnya aku berada? Dari sekian kali pertemua tersebut, aku sangat mengharapkan memiliki teman, bahkan sahabat di dunia seperti ini. But look what I've got:

+ orang orang yg sok kecakepan, sok ganteng, belagu yg hanya menilai dari fisik dan penampilan saja.
+ orang orang yg orientasinya hanya (dan HANYA) di seputaran selangkangan saja.
+ orang orang yg menggantungkan diri mereka pada keuangan seseorang.
+ orang orang yg memang senang dan kerap kali mempermainkan hati.

Apakah akunya yg menetapkan standar terlalu tinggi? Hmm.. Aku rasa tidak. Aku meng'claim' bisa dan mau berteman dengan siapa saja. Dan itu sudah kubuktikan. Tapi yg terjadi adalah, orang orang tersebut meninggalkan aku, mencari teman yg mereka anggap lebih baik (lebih berotot, lebih rupawan, lebih tajir, lebih segalanya). Hampir semua. Dan tidak jarang dari mereka bermulut pedas, sangat pedas!

Dan mereka yg sudah sangat terbuka akan enggan untuk berteman dengan orang orang yg masih discreet seperti aku ini. Mereka akan dengan gampangnya mengacuhkan dan bahkan mengatai orang sepertiku itu 'ribet', 'ngemalesin', dan lain lain. Pikirku, lah bukankah mereka juga dulu pernah ada dalam posisiku? Menjadi discreet dan mempertanyakan keabsahan diri? Eksistensi? Lalu kenapa mereka sekarang berubah menjadi sangat arogan??

Lalu kemana musti aku berteman? Jika yg ada adalah mereka yg berada di bawah dan membutuhkan uluran tangan (seperti aku) atau mereka yg berada di atas angin dan enggan melihat ke bawah, atau mereka yg sejatinya hanya mediocre namun dengan ekspektasi dan mimpi seolah mereka telah berada di atas angin.

Where is the 'love'?
Where is the 'compassion'?
Where is the 'looking for a nice people in this cruel world'?

Lalu, aku sekarang kembali membuka kotak lama dan mempertanyakan pertanyaan yg sama..

If I don't feel like belonging between my straight friends, and when I'm not expected between those friends in this G world..

So, where do I belong?

February 1, 2012

Rahajeng rahina Galungan lan Kuningan

Dsc00012

Om Swastiastu,

Putu dan blog Lustrophobiac mengucapkan selamat hari raya Galungan dan Kuningan.. semoga dgn semangat Dharma, semesta beserta isinya diberikan kesejahteraan, keberlimpahan dan selalu ada dalam damai.

Om Cantih Cantih Cantih Om.